PEMANFAATAN BATANG KUDA-KUDA Lannea coromandelica (Houtt.) Merr. SEBAGAI TIANG HIDUP DALAM BUDIDAYA BUAH NAGA UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR
Abstract
Pengembangan alternatif tiang panjat berbiaya rendah berperan penting dalam upaya diversifikasi pendapatan rumah tangga pesisir. Penelitian-pengabdian ini menguji kelayakan teknis, ekonomi, dan sosial penggunaan batang Lannea coromandelica (kuda-kuda) sebagai tiang hidup pada budidaya buah naga (Hylocereus spp.) di Desa Ladong, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar. Program dilaksanakan Maret–Oktober 2019 dengan 10 mitra masyarakat yang mengikuti rangkaian kegiatan: pre-test, penyuluhan teknis dan bisnis, pemasangan tiang dan penanaman, monitoring rutin, serta post-test. Data dikumpulkan melalui kuisioner pre/post (pengetahuan & sikap), observasi lapang (pertumbuhan tanaman), dokumentasi foto, dan analisis biaya sederhana. Hasil menunjukkan: (1) peningkatan pengetahuan teknis peserta dari rata-rata 8% (pre) menjadi 87% (post); (2) tunas pertama buah naga muncul pada rata-rata hari ke-45 pasca tanam; (3) tiang hidup memberikan dukungan mekanik baik, membantu adhesi akar adventif, serta meningkatkan kelembapan mikro; (4) pengurangan biaya investasi awal mencapai ≈60% per unit dibandingkan tiang beton; (5) dampak sosial berupa peningkatan kapasitas, pembentukan modal sosial, dan peluang pendapatan tambahan. Program merekomendasikan pembentukan kelompok tani/UKM, perkuatan pelatihan pasca panen dan pemasaran, akses modal mikro, dan pemantauan keberlanjutan pasokan kuda-kuda. Temuan ini mendukung replikasi teknologi tiang hidup sebagai solusi terjangkau, ekologis, dan berkelanjutan untuk budidaya buah naga di komunitas pesisir.







