TRANSFORMASI POLA AJAR GURU MI MELALUI PELATIHAN DIGITALISASI

Authors

  • Khoiruzzaim Kurniawan Institut Agama Islam Faqih Asy’ari Kediri
  • Muhammad Soni Amrulloh Institut Agama Islam Faqih Asy’ari Kediri
  • Yusuf Khoirul Huda Institut Agama Islam Faqih Asy’ari Kediri
  • Andressa Muthi' Latansa Institut Agama Islam Faqih Asy’ari Kediri
  • Abu Zaeni Institut Agama Islam Faqih Asy’ari Kediri

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model pengembangan profesional terintegrasi yang menggabungkan Pelatihan Berbasis Kompetensi (CBT) dan Pendampingan Berkelanjutan (Coaching/Mentoring) dalam mentransformasi pola ajar Guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) di era digital. Fenomena kesenjangan antara tuntutan kurikulum abad ke-21 dengan kapasitas pedagogis-digital aktual guru menjadi urgensi utama. Penelitian ini mengadopsi pendekatan Metode Campuran (Mixed Methods) dengan desain Eksplanatori Sekuensial, melibatkan 40 guru MI di Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, sebagai kelompok eksperimen. Hasil kuantitatif dari angket Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) menunjukkan peningkatan kompetensi yang signifikan. Rata-rata skor meningkat secara drastis dari pre-test (M=2.45) ke post-test (M=3.88), dan yang lebih penting, terus meningkat pada delayed post-test (M=4.21) di akhir periode pendampingan. Peningkatan ini secara statistik signifikan (p < 0.001) dan memberikan bukti kuat untuk tesis Joyce & Showers (2002) bahwa pendampingan (coaching) adalah kunci retensi dan transfer pengetahuan. Temuan kualitatif, melalui observasi kelas dan wawancara, memperkuat adanya pergeseran pola ajar yang mendalam. Pola ajar bergeser dari dominasi teacher-centered (85% waktu pada pre-test) menjadi model yang konstruktivis-kolaboratif, di mana 70% guru mampu mendesain aktivitas siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya menggunakan teknologi (mindtool). Pendampingan berkelanjutan dalam format Professional Learning Community (PLC) terbukti menjadi faktor sentral yang menyediakan psychological safety, memfasilitasi refleksi , dan memungkinkan guru melakukan adaptasi kreatif terhadap kendala infrastruktur. Transformasi ini mencapai level terdalam dengan perubahan identitas profesional guru dari "pengajar" menjadi "desainer pembelajaran". Kesimpulannya, integrasi CBT dan Pendampingan Berkelanjutan merupakan model holistik yang paling efektif dan berkelanjutan untuk mewujudkan transformasi pola ajar Guru MI, tidak hanya pada level teknis, tetapi juga pada level epistemologis dan identitas profesional.

Downloads

Published

2025-10-25

Issue

Section

Articles