ANALISIS PERCEPATAN WAKTU PEKERJAAN PADA PAKET PEKERJAAN LAND DEVELOPMENT SUB WP-1C DI IBU KOTA NUSANTARA DESA PEMALUAN KEC. SEPAKU KAB. PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Abstract
Dalam proyek konstruksi, sering kali muncul masalah terkait efektivitas dan efisiensi pekerjaan. Ketidakefektifan dan ketidakefisienan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kondisi cuaca yang kurang mendukung. Untuk mengatasi masalah tersebut dan mempercepat penyelesaian proyek, diperlukan alternatif seperti penambahan jam kerja (lembur), penambahan sumber daya, dan penerapan sistem shift kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis percepatan durasi penyelesaian proyek pada paket pekerjaan Land Development Sub WP-1C di Ibu Kota Nusantara, Desa Pemaluan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur. Alternatif yang dianalisis mencakup penambahan jam kerja (1 jam, 2 jam, dan 3 jam) serta penerapan sistem shift kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan biaya proyek yang lebih ekonomis dan durasi waktu yang lebih efisien. Hasil analisis menunjukkan bahwa total biaya proyek setelah penerapan metode percepatan adalah sebagai berikut: penambahan durasi kerja 1 jam menghasilkan durasi proyek 48,65 hari, 12% lebih cepat dari durasi normal 55,15 hari, dengan total upah tenaga kerja sebesar Rp7.272.967,21. Penambahan durasi kerja 2 jam menghasilkan durasi proyek 40,52 hari, 27% lebih cepat dari durasi normal, dengan total biaya Rp9.207.793,79. Penambahan durasi kerja 3 jam menghasilkan durasi proyek 39,39 hari, 29% lebih cepat dari durasi normal, dengan total biaya Rp13.278.169,50. Penerapan sistem shift kerja menghasilkan durasi proyek 17,58 hari, 37% lebih cepat dari waktu normal, dengan total biaya Rp5.165.581,01. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem shift kerja memberikan efisiensi dalam durasi pekerjaan dan biaya yang lebih ekonomis.