https://jurnal.academiacenter.org/index.php/IJSH/issue/feedIndonesian Journal of Social and Humanities2025-06-30T01:54:44+00:00Open Journal Systemshttps://jurnal.academiacenter.org/index.php/IJSH/article/view/695TINJUAN KRIMINOLOGI TERKAIT TENTANG PENGHINAAN 2025-02-25T05:38:15+00:00Hanuring Ayuhanuringayu44@gmail.comIsmiyanto Ismiyantoismiyanto@gmail.comTeguh Santosateguhsantosa@gmail.com<p>Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaturan mengenai delik penghinaan dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian hukum normatif. Jenis Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Pendekatan Peraturan Perundang-undangan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah : 1.Pengaturan delik fitnah (laster) dalam Pasal 311 ayat (1) KUHP memiliki unsur-unsur: 1)Pelaku melakukan kejahatan pencemaran atau pencemaran tertulis; 2)Pelaku dibolehkan untuk membuktikan apa yang dituduhkan itu benar; 3)Pelaku tidak membuktikannya; dan 4)Tuduhan itu dilakukan bertentangan dengan apa yang diketahuinya; yang dengan demikian delik fitnah mencakup perbuatan seseorang yang menuduh orang lain melakukan tindak pidana tanpa bukti.</p>2025-02-25T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 IJSH : Indonesian Journal of Social and Humanitieshttps://jurnal.academiacenter.org/index.php/IJSH/article/view/724 TULANG BAWANG SEBAGAI SENTRA EKSPOR: POTENSI, REALITA, DAN HARAPAN2025-04-18T08:30:27+00:00Bingar Handal Pratamapratanaradenintan@gmail.comErlin Kurniatierlindkurnia@gmail.com<p>Kabupaten Tulang Bawang di Provinsi Lampung memiliki potensi besar untuk menjadi pusat ekspor produk pertanian, perkebunan, dan perikanan unggulan. Dalam penelitian ini, komoditas seperti padi, jagung, singkong, kelapa sawit, nanas, dan udang vaname yang memiliki prospek yang sangat baik untuk pasar di seluruh dunia dibahas. Namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa terdapat masalah struktural, seperti infrastruktur logistik yang tidak memadai, keterbatasan teknologi, produk ekspor berkualitas rendah, dan kurangnya partisipasi UMKM dalam rantai ekspor. Untuk menganalisis kondisi lapangan dan membuat saran terkait, penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Rekomendasinya antara lain meningkatkan infrastruktur, meningkatkan sumber daya manusia, memperluas akses ke pembiayaan, dan menggunakan strategi pemasaran seperti “Ubi Jalar”. Membangun ekosistem ekspor Tulang Bawang yang berkelanjutan dan kompetitif membutuhkan kerja sama pemerintah, swasta, dan masyarakat.</p>2025-02-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 IJSH : Indonesian Journal of Social and Humanitieshttps://jurnal.academiacenter.org/index.php/IJSH/article/view/762THE VALUE OF ISLAMIC SOCIAL RELIGIOUS EDUCATION IN RELIGIOUS MODERATION2025-06-22T13:10:52+00:00Hilyati Millahilyatimilla@umb.ac.idRifa'i Rifa'irifai86@gmail.comDuharman Durhamandurhaman@gmail.com<p>Religious moderation is an approach that emphasizes balance, tolerance, and fairness in practicing religious teachings in a pluralistic society. Islam as a religion of rahmatan lil 'alamin contains social religious values that support the creation of a moderate, inclusive, and harmonious religious life. This study aims to examine the values of social education in Islamic teachings that are relevant in forming moderate characters and strengthening peaceful religious life amidst diversity. This study uses a qualitative approach with a library research method, reviewing Islamic literature, policy documents, and previous research results. The results of the study show that values such as tolerance (tasamuh), balance (tawazun), justice ('adl), deliberation (shura), and compassion (rahmah) are an integral part of Islamic social religious education that supports the principle of moderation. These values need to be internalized in the educational process, both formal and non-formal, to form individuals who are both religious and inclusive. Thus, Islamic social religious education can be a strategic instrument in strengthening religious moderation and maintaining social cohesion in a pluralistic society.</p>2025-02-25T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 IJSH : Indonesian Journal of Social and Humanitieshttps://jurnal.academiacenter.org/index.php/IJSH/article/view/772IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN DASAR-DASAR MANAJEMEN PERKANTORAN DAN LAYANAN BISNIS DI KELAS X MPLB SMK WIKARYA KARANGANYAR2025-06-30T01:54:44+00:00Yaasin Nurjanahyaasinnurjanah1405@student.uns.ac.idHery Sawijisawiji45@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran problem based learning dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran Dasar-Dasar Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis kelas X MPLB SMK Wikarya Karanganyar. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak 2 siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan pengumpulan data, serta refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X MPLB SMK Wikarya Karanganyar yang berjumlah 31 siswa. Sumber data yang digunakan peneliti berasal dari guru dan peneliti berupa dokumen. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan tes. Validitas data menggunakan uji validitas kualitatif dengan teknik triangulasi sumber dan uji validitas soal dengan expert judgment. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif deskriptif kuantitatif. Penerapan model pembelajaran problem based learning dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dilakukan dengan langkah-langkah problem based learning yaitu orientasi siswa kepada masalah, mengorganisir siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individual atau kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan menganalisis dan mengevaluaasi proses pemecahan masalah. Penerapan pembelajaran dengan model pembelajaran problem based learning yang telah dilaksanakan dalam 2 siklus dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil setiap siklusnya, siklus I pertemuan pertama meningkat menjadi 10 siswa (32,25%), siklus I pertemuan kedua meningkat menjadi 13 siswa (41,93%), siklus II pertemuan pertama meningkat menjadi 18 siswa (58,06%), dan pada siklus II pertemuan kedua meningkat menjadi 24 siswa (77,41%). Peningkatan hasil penilaian pengetahuan siswa tersebut menandakan bahwa model pembelajaran problem based learning (PBL) berhasil dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.</p>2025-02-25T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 IJOH: Indonesian Journal of Public Health