OPTIMALISASI PENDAYAGUNAAN ZAKAT DI BAITUL MAL ACEH UNTUK PROGRAM BEASISWA PENDIDIKAN
Abstract
Permasalahan tingginya angka kemiskinan di Provinsi Aceh akibat rendahnya tingkat pendidikan mendorong Baitul Mal Aceh (BMA) memberikan zakat pada program pendidikan sejak tahun 2007. Bagaimanakah dana zakat tersebut dikelola oleh Baitul Mal Aceh dalam program pendidikan? Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan mengumpulkan data yang bersumber dari wawancara untuk mengethui persepsi mustahik penerima bantuan mengenai efektifitas pendayagunaan program beasiswa BMA yang ditinjau dari sasaran, sosialisasi, tujuan, dan pengawasan program, baik yang berasal dari Universitas Syiah Kuala (USK), maupun Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry. Di samping itu, data diperoleh dari wawancara kepada seorang narasumber, yaitu tenaga profesional Baitul Mal Aceh (tenprof BMA) di bidang Pendayagunaan/Ketua Unit Beasiswa Baitul Mal Aceh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendayagunaan zakat untuk sektor pendidikan dijalankan dengan memberikan alokasi zakat kepada beberapa senif, yakni untuk senif ibnu sabil, miskin dan mualaf. Optimalisasi program ini dijalankan melalui ketepatan sasaran, sosialisasi, dan pengawasan. Penerima Beasiswa menilai bahwa persyaratan yang selama ini diterapkan bagi calon penerima beasiswa sudah baik karena sudah sesuai dengan kriteria, serta dijalankan seleksi yang telah dilakukan secara umum sudah tepat. Persepsi mustahik mengenai sosialisasi program tersebut berbeda-beda terutama mengenai kemudahan informasinya. Tujuan beasiswa untuk meningkatkan prestasi mahasiswa yang telah ditargetkan sudah terpenuhi dan dirasakan adanya peningkatan pengetahuan selama menempuh pendidikan. Sebagian besar mustahik juga menilai bahwa monitoring yang dilakukan oleh Baitul Mal Aceh sudah baik. Dalam hal evaluasi program dan keefektifan program secara keseluruhan, mustahik menilai bahwa semuanya sudah berjalan dengan baik.