https://jurnal.academiacenter.org/index.php/IJOH/issue/feedIndonesian Journal of Public Health 2025-08-10T07:50:13+00:00Open Journal Systemshttps://jurnal.academiacenter.org/index.php/IJOH/article/view/805HUBUNGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET FE DENGAN KUALITAS HIDUP SISWI SMP NEGERI 1 BOYOLALI2025-08-09T07:41:28+00:00Ashifa Miftakhul Fatwafatwa@gmail.comDewi Kartika Saridewisari@gmail.com<p>Anemia akibat kekurangan zat besi merupakan masalah kesehatan yang banyak dialami remaja putri, terutama karena kebiasaan makan yang tidak seimbang serta gaya hidup kurang aktif. Di Indonesia, prevalensi anemia pada perempuan sebesar 18,0%. Di Jawa Tengah, 30,45% remaja putri teridentifikasi anemia. Salah satu upaya pemerintah dalam mencegah anemia adalah pemberian tablet Fe secara rutin kepada remaja putri. Namun, rendahnya tingkat kepatuhan dalam mengonsumsi tablet Fe dapat berdampak pada menurunnya kualitas hidup dari segi fisik, psikologis, hubungan sosial, lingkungan. Tujuan: Mengetahui hubungan antara kepatuhan mengonsumsi tablet Fe dengan kualitas hidup siswi SMP Negeri 1 Boyolali. Metode: Penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Populasi seluruh siswi SMP Negeri 1 Boyolali sebanyak 521, teknik pengambilan sample acidental sampling. Instrumen menggunakan kuesioner, analisis bivariat menggunakan uji Spearman Rank. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan mayoritas siswi memiliki kepatuhan mengonsumsi tablet Fe rendah (78,6%) dan kualitas hidup kategori sedang (57,1%). Hasil analisis antara kepatuhan mengonsumsi tablet Fe dengan kualitas hidup siswi sebesar 0,000 < 0,05 artinya terdapat hubungan signifikan antara mengkonsumsi tablet Fe dengan kualitas hidup. Kesimpulan: Terdapat hubungan signifikan antara kepatuhan mengonsumsi tablet Fe dengan kualitas hidup siswi SMP Negeri 1 Boyolali.</p>2025-08-08T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 IJOH: Indonesian Journal of Public Healthhttps://jurnal.academiacenter.org/index.php/IJOH/article/view/806HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA DI SMP NEGERI 3 KARANGANYAR 2025-08-09T07:44:08+00:00Aziizun Chaulianazizun43@gmail.comDewi Kartika Saridewisari@gmail.com<p>Menstruasi terjadi akibat perubahan hormon dan kerusakan dinding rahim yang tidak dibuahi sel sperma. Siklus menstruasi tidak teratur salah satu masalah kesehatan 23,5% data tertinggi di SMP Negeri 3 Karanganyar. Saat menarche remaja putri mengalami ketidakteraturan siklus menstruasi. Masalah ini berdampak pada infertilitas.Namun tingkat aktivitas fisik berat juga menjadi faktor penyebab perubahan siklus menstruasi pada remaja salah satunya kekurangan asupan fitoestrogen, upaya mengatasidengan berolahraga rutin ,gaya hidup sehat. Tujuan: Mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan siklus menstruasi pada remaja di SMP Negeri 3 Karanganyar. Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Populasi Seluruh remaja putri SMP Negeri 3 Karanganyar sebanyak 460 siswi, Teknik pengambilan sampel Accidental sampling diperoleh 82 responden. Instrumen menggunakan kuesioner. Analisis menggunakan uji bivariat menggunakan uji Chi-Square. Hasil: Mayoritas remaja di SMP Negeri 3 Karanganyar memiliki aktivitas fisik berat dengan siklus menstruasi tidak normal yaitu sebesar 31 orang (70,5%). Hasil analisis antara aktivitas fisik dengan siklus menstruasi pada remaja di SMP Negeri 3 Karanganyar (p value 0,017 < α 0,05 ). Kesimpulan: Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan siklus menstruasi pada remaja di SMP Negeri 3 Karanganyar.</p>2025-08-08T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 IJOH: Indonesian Journal of Public Healthhttps://jurnal.academiacenter.org/index.php/IJOH/article/view/807PERBANDINGAN VARIASI POSISI KONDILUS MANDIBULA PADA PASIEN MALOKLUSI KELAS I,II, DAN III ANGLE DILIHAT DARI RADIOGRAFI PANORAMIK2025-08-09T07:48:27+00:00Amanah Pertiwisaripertiwisari@gmail.comSitti Fadhillah Oemar Mattalittiioemarmartliti@gmail.comYusrini Selvianiselviani@gmail.comMuhammad Fajrin Wijayawijaya@gmail.comFifia Anggraeni Sfifiaangreini@gmail.com<p>Kondilus mandibula menanggung beban terbesar selama mandibula berfungsi, beban tersebut dapat menimbulkan temporomandibular disorder (TMD). TMD dapat disebabkan karena adanya maloklusi yang dapat mempengaruhi posisi kondilus dari sentral fossa mandibula bergeser ke arah anterior, superior dan posterior. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan dan variasi posisi kondilus mandibula pada pasien maloklusi kelas I, II, dan III Angle dilihat dengan radiografi panoramik. Metode:Penelitian ini menggunakan metode deskriptif observasional. Sampel diambil dengan purposive sampling dari radiografi panoramik maloklusi kelas I,II,dan III Angel dan dilakukan pengukuran menggunakan image J. Hasil: Pada maloklusi kelas I Angle posisi kondilus kanan anterior 10(83.3%), sentris 2(16.7%). Maloklusi kelas II Angle posisi kondilus kanan anterior 17(94.4%), sentris 1(5.6%). Maloklusi kelas III Angle posisi kondilus kanan anterior 5(83.3%) dan posterior 1(16.7%). Terlihat posisi kondilus mandibula dengan presentasi terbanyak berada pada kelas II Angle posisi anterior yaitu menunjukkan kondilus mandibula sebelah kanan sebanyak 17 (94.4%) Kesimpulan: Terdapat perbandingan variasi posisi kondilus kelas I,II, dan III Angel karena nilai pada kondilus kanan dan kiri yang berbeda hal ini dapat terjadi karena adanya oklusi patologis.</p>2025-08-08T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 IJOH: Indonesian Journal of Public Healthhttps://jurnal.academiacenter.org/index.php/IJOH/article/view/808PENERAPAN TERAPI BERMAIN PLASTISIN PADA TINGKAT KECEMASAN HOSPITALISASI ANAK USIA 3-6 TAHUN DI RUANG ANGGREK RSUD DR. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN2025-08-09T17:14:19+00:00Vicky Afni Qomariyahqomariyah34@gmail.comYani Indrastutiindrastuti@gmail.comHermawati Hermawatihermawati78@gmail.com<p>Reaksi hospitalisasi pada anak terjadi memicu kecemasan, stres, dan pengalaman traumatis yang ditandai dengan perasaan cemas, marah, sedih, dan takut. Wawancara pada ruangan ditemukan 2 dari 30 anak prasekolah mengalami kecemasan hospitalisasi. Tujuan: Melakukan Penerapan Terapi Bermain Plastisin pada Tingkat kecemasan hospitalisasi anak usia 3-6 tahun di Ruang Anggrek RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Metode: Penerapan ini menggunakan studi kasus dengan rancangan metode deskriptif dengan melakukan pendekatan pada 1 responden dengan intervensi terapi bermain plastisin. Hasil: Hasil penerapan pada hari ke-1 sebelum dilakukan penerapan terapi bermain plastisin didapatkan hasil kecemasan pada An. R yaitu 26 point pada keterangan sangat parah. Hari ke-2 setelah diberikan penerapan terapi bermain plastisin memperoleh hasil kecemasan An. R 11 point atau sedang. Dimana kedua pasien sebelum penerapan berada pada nilai skor kecemasan berat dan mengalami penurunan skor kecemasan menjadi sedang dan ringan. Kesimpulan: Terapi bermain plastisin sangat efektif dalam mengurangi tingkat kecemasan hospitalisasi pada anak usia prasekolah.</p>2025-08-08T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 IJOH: Indonesian Journal of Public Health